Artikel

Mengenal Batu Kapur dan Kapur Bakar

batu-kapur

Batu kapur dan produktanya telah banyak digunakan dalam berbagai industri, sebagai bahan imbuh dalam industri peleburan logam baik besi maupun bukan besi dan industri kaca (glass);

bahan pengisi pada pembuatan barang-barang dari karet, plastik, karton, cat, pasta gigi, dan lain-lain;

Daftar Isi :

Pengantar

Kapur digunakan juga untuk bahan pengisi dan pelapis kertas; pengkondisi tanah (soil conditioners); pengatur pH dalam sejumlah proses kimia, koagulan dalam pengolahan air; pengendap ion-ion logam dalam pengolahan limbah cair, penetral gas sulfur oksida (SOx) dan nitrogen oksida (NOx), dan lain-lain.

Batu Kapur

Batu kapur merupakan sumber daya mineral yang melimpah di Indonesia, jumlahnya diperkirakan sekitar 2.160 milyar ton [Anonim, 2004]. Endapannya tersebar di berbagai pulau seperti Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Irian Jaya, serta pulau-pulau lainnya.

Di Indonesia proses peningkatan nilai tambah batu kapur sudah sejak lama diusahakan orang melalui penggalian atau penambangan, dilanjutkan dengan pemecahan bongkahan batu dan pembakaran untuk menghasilkan kapur bakar, kapur tohor dan kapur padam mulai dari penggunaan tungku-tungku pembakaran sederhana (tobong kapur tradisional) berupa sumuran.

Diolah juga secara agak padat modal melalui tungku tegak dan mesin mesin penggilingan untuk emnghasilkan beberapa jenis produk, seperti kapur tohor tepung, kapur padam, dan batu kapur tepung (tepung kalsium karbonat);

Serta diolah juga dengan yang bersifat padat modal maupun teknologi dan energi, seperti pabrik semen portland yang telah berdiri sejak lama di beberapa propinsi, serta tungku pembakaran batu kapur modern seperti yang dimiliki PT Krakatau Steel dan Group dan Krakatau Posco Chemtech Calicination (KPCC) di Cilegon, Banten.

Karakteristik Batu Kapur

Batu kapur (limestone) adalah jenis batuan karbonat yang terjadi di alam, disebut juga batu gamping. Mineral utama batu kapur adalah kalsit (CaCO3), mineral lainnya merupakan mineral pengotor, biasanya terdiri dari kuarsa (SiO2), karbonat yang berasosiasi dengan mineral besi dan mineral lempung, serta bahan organik sisa tumbuhan. Mineral kalsit terbentuk melalui proses sedimentasi sehingga batu kapur disebut pula batuan sedimen.

Mineral kalsit berstruktur kristal sistem heksagonal. Selain kalsit di alam ditemukan pula mineral karbonat lainnya yaitu aragonit (CaCO3) yang mempunyai komposisi kimia sama dengan kalsit namun struktur kristalnya berbeda yaitu sistem ortorombik. Aragonit ditemukan pada kulit kerang (oyster shells) dan keong (oolites).

Mineral-mineral karbonat tidak mudah dibedakan satu dari yang lainnya karena mempunyai sifat-sifat fisis yang hampir sama, seperti berat jenis, warna, bentuk kristal, dan sifat-sifat fisik lainnya.

Aragonit bersifat metastabil, dalam waktu lama akan berubah menjadi kalsit. Mineral karbonat lain yang berasosiasi dengan kalsit adalah siderit (FeCO3), ankerit (Ca2MgFe(CO3)4), dan magnesit (MgCO3), mineral-mineral tersebut umumnya ditemukan dalam jumlah kecil.

Jenis Mineral dan Sifatnya

Sumber : Lefond (1995)
Kalsit : CaCO3, system kristal heksagonal, menunjukkan belahan rombohedral yang baik, kekerasan Mohs, 3. Berat jenis, 2,72. Biasanya tidak berwarna atau putih, tapi mungkin berwarna disebabkan pengotor.

Dolomit : CaCO3.MgCO3, system kristal heksagonal, menunjukkan kristal-kristal rombohedral yang bagus dengan permukaan bergelombang, kekerasan Mohs,3,5 sampai 4. Berat jenis, 2,87. Biasanya berwarna putih atau pink.

Aragonit : CaCO3, system kristal ortorombik, kekerasan Mohs, 3,5-4. Berat jenis, 2,93-2,95. Biasanya tidak berwarna, putih atau kuning, tapi mungkin berwarna lain disebabkan pengotor.

Siderit : FeCO3, system kristal heksagonal, menunjukkan kristal-kristal rombohedral terdistorsi, kekerasan Mohs, 3,5-4. Berat jenis, 3,7-3,9. Biasanya berwarna coklat atau hitam.

Ankerit : Ca2MgFe(CO3)4, system kristal heksagonal, menunjukkan kristal-kristal rombohedral, kekerasan Mohs, 3,5-4.Berat jenis, 2,9. Biasanya berwarna putih, pink, atau abu.

Magnesit : MgCO3, system kristal heksagonal, biasanya berbentuk granular atau masa padat, kekerasan Mohs, 3,5-4,5. Berat jenis, 2,96-3,1. Biasanya berwarna putih, kekuningan, tapi mungkin berwarna lain disebabkan pengotor.

Sifat sifat Kapur

Sifat-sifat fisika : Porositas (porosity), kerapatan ruah (bulk density), konduktifitas panas (thermal conductivity), panas jenis (specific heat), panas pembentukan (heat of formation), kelarutan (solubility).

Sifat-sifat kimia : Kestabilan kimia (chemical stability), bikarbonat (bicarbonates), nilai pH (pH value), reaksi dengan asam (reaction with acids), dengan klorin (chlorine), dengan senyawa fosfor (phosphorus compound), dengan amoniak (ammonia), penguraian dengan panas (thermal dissosiation).

Kapur Bakar (CaO)

Kapur Bakar merupakan produk konvensional industri batu kapur. Kapur Bakar dibuat melalui pembakaran batu kapur dalam tungku kalsinasi. Pada suhu pembakaran 900-1000OC terjadi penguraian (dissociation) batu kapur (CaCO3) menjadi kapur tohor (CaO) dan gas CO2, menurut reaksi :

CaCO3 (p) CaO(p) + CO2(g) - Delta H 900C = + 15,5 kkal

Reaksi tersebut merupakan reaksi dapat balik (reversible) bersifat endoterm, yaitu membutuhkan panas. Dibutuhkan panas sekitar 770 kkal untuk setiap 1 kg CaO yang diproduksi [Boynton, 1999].

Ada tiga faktor penting dalam kinetika penguraian batukapur, yaitu : batu harus dipanaskan sampai suhupenguraian karbonat, suhu minimum ini harus dipertahankan selama waktu tertentu, dan gas CO2
yang dihasilkan harus dikeluarkan.

Referensi :
Muchtar Aziz, Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara, Batu Kapur dan Peningkatan Nilai Tambah serta Spesifikasi untuk Industri.

 


Baca Juga :

  1. Sistem Hidrolik dan Komponennya
  2. Jenis dan Fungsi Surat Izin Mengemudi (SIM) Mobil

Baca Juga

Seragam Satpam Pakaian Dinas Lapangan Satu (PDL SATU) adalah...

Cleaning Service PT. Krakatau Jasa Industri memahami tentang...

International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code...

Pekerjaan atau Layanan Jasa Pest Control (Pengendalian Hama)...