Pemeriksaan NDT dengan Dye Penetrant Test
Artikel Hits: 11553
Dye Penetrant Test atau Pemeriksaan Penetrant merupakan salah satu metoda pengujian jenis NDT (Non-Destructive Test) yang relatif mudah dan praktis untuk dilakukan, dan keutamaannya digunakan untuk Surface Crak Detection.
Daftar Isi :
Pengantar
Non Destructive Test atau Pengujian/ Pemeriksaan Tidak merusak merupakan kategori pengujian atau pemeriksaan kualitas suatu produk atau barang dengan tanpa merusak (mengambil dan membuang sample) dari produk atau barang yang diperiksa. Pengujian dapat langsung dilakukan pada produk atau barang dimaksud tanpa harus merusaknya; hanya pembersihan saja yang dilibatkan dalam proses.
Dye Penetrant Test ini dapat digunakan untuk mengetahui diskontinyuitas halus pada permukaan seperti retak, berlubang atau kebocoran. Pada prinsipnya metoda pengujian dengan Dye Penetrant Test memanfaatkan daya kapilaritas. Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya permukaan zat cair pada discontinuity. Discontinuity adalah ketidak sempurnaan pada material akibat proses manufaktur, seperti lubang, retakan, kotoran dll.
Dye Penetrant Test dapat diplikasikan pada berbagai jenis material, termasuk material logam dan nonlogam. Pengujian penetrant tidak dapat diaplikasikan untuk menemukan discontinuitas yang tidak membuka ke permukaan dan permukaan material yang berpori.
Fungsi Dye Penetrant Test
Metode pengujian dengan ye Penetrant Test merupakan salah satu metode uji tidak merusak (Non Destructive Test) pada suatu material dimana permukaanya tidak berpori. Dye Penetrant Test ini dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan atau diskontinuitas yang terbuka pada permukaan. Penggunaan uji penetran sangat luas, selain untuk memeriksa sambungan las dan surface pada benda kerja, metode uji penetrant ini juga bisa untuk mendeteksi kerusakan retakan (surface crack) yang terjadi pada komponen mesin seperti crank shaft, roda gigi, dll; serta komponen pabrik seperti : roll, konstruksi penting, dll.
Cara Dye Penetrant Test
Secara umum Dye Penetrant Test untuk bahan logam dan nonlogam terdiri dari tahapan-tahapan berikut:
- Pembersihan dan pengeringan benda atau lokasi yang diperiksa.
- Aplikasi penetrant. Dibiarkan beberapa lama agar menyusup ke dalam diskontinuitas.
- Pembersihan penetrant sisa dipermukaan.
- Aplikasi developer.
- Evaluasi indikasi,diterima atau ditolak.
- Pembersihan benda atau lokasi setelah selesai diuji.
Semua kotoran yang menghalangi penetrant untuk memasuki diskontinuitas harus dibersihkan. Jenis kotoran yang harus dibersihkan meliputi debu, gemuk, karat, kerak, asam, bahkan air. Solvent yang digunakan untuk pembersih harus mudah menguap sehingga cepat keluar dari dalam dikontinuitas dan tidak mengencerkan penetrant. Pembersihan permukaan secara mekanis seperti memakai sikat baja, abrasive blasting, kertas gosok, dan alat sekrap umumnya tidak direkomendasikan, namun ada kalanya cara-cara tersebut harus digunakan.
Bahan Dye Penetrant Test
Material dye penetrant test yang digunakan dalam NDT Dye Penetrant Test berupa cairan yang disemprotkan pada permukaan material yang akan diperiksa. Cairan penetrant yang dipakai di dalam NDT Dye Penetrant Test dapat dikagorikan berdasarkan jenis zat pewarna yang ditambahkan yaitu sebagai berikut:
1) Visible Dye Penetrants
Visible dye penetrants mengandung zat pewarna merah. Dye Penetran diberikan zat pewarna (biasanya merah) dengan tujuan agar setiap retakan atau pori yang dimasuki oleh dye penetrant tampak mata.
2) Flurescent Penetrants
Fluorescent penetrants mengandung zat pewarna fluorescent (hijau-kuning). Dye Penetran diberikan zat pewarna fluorescent dengan tujuan agar setiap retakan atau pori yang dimasuki oleh dye penetrant tampak mata dengan cara disinari cahaya (misalnya ultraviolet).
3) Dual Sensitivity Penetrants
Dual sensitivity penetrants, mengandung kombinasi kedua zat pewarna, visible dan fluorescent. Tujuannya adalah sama agar setiap retakan atau pori yang dimasuki oleh dye penetrant tampak mata.
Semua kotoran yang menghalang penetrant untuk memasuki discontinuitas harus dibersihkan. Jenis kotoran yang harus dibersihkan meliputi debu, gemuk, karat, kerak, asam, bahkan air. Solvent yang digunakan untuk pembersih harus mudah menguap sehingga cepat keluar dari dalam discontinuitas dan tidak mengencerkan penetrant.
Bahan Penetrant selanjutnya dikelompokkan berdasarkan proses pembersihan sisa penetrant dari permukaan spesimenya itu sebagai berikut:
- Water-washable penetrants,mengandung zat pengemulsi atau dapat dibilas dengan air.
- Post-emulsifiable penetrants, memerlukan pengemulsi terpisah untuk menjadikan penetrant dapat dibilas dengan air.
- Solvent removable penerants, harus dibersihkan dengan solvent khusus jika menggunakan penetrant visible dalam kaleng bertekanan.
Baca Juga :