Artikel

Pemeriksaan NDT dengan Dye Penetrant Test

dye penetrant

Dye Penetrant Test atau Pemeriksaan Penetrant  merupakan  salah  satu  metoda  pengujian  jenis  NDT  (Non-Destructive  Test)  yang relatif  mudah  dan  praktis  untuk  dilakukan, dan keutamaannya digunakan untuk Surface Crak Detection.  

Daftar Isi :

Pengantar

Non Destructive Test atau Pengujian/ Pemeriksaan Tidak merusak merupakan kategori pengujian atau pemeriksaan kualitas suatu produk atau barang dengan tanpa merusak (mengambil dan membuang sample) dari produk atau barang yang diperiksa. Pengujian dapat langsung dilakukan pada produk atau barang dimaksud tanpa harus merusaknya; hanya pembersihan saja yang dilibatkan dalam proses.

Dye Penetrant Test ini  dapat  digunakan  untuk  mengetahui  diskontinyuitas  halus  pada permukaan  seperti  retak,  berlubang  atau  kebocoran.  Pada  prinsipnya  metoda pengujian  dengan  Dye Penetrant Test  memanfaatkan  daya  kapilaritas.  Kapilaritas adalah  peristiwa  naik  atau  turunnya  permukaan  zat  cair  pada  discontinuity.  Discontinuity adalah ketidak sempurnaan pada material akibat proses manufaktur, seperti lubang, retakan, kotoran dll. 

Dye Penetrant Test  dapat  diplikasikan  pada  berbagai  jenis  material,  termasuk material  logam  dan  nonlogam.  Pengujian  penetrant  tidak  dapat  diaplikasikan untuk menemukan discontinuitas yang tidak membuka ke permukaan dan permukaan material yang berpori.

Fungsi Dye Penetrant Test

Metode  pengujian  dengan  ye Penetrant Test merupakan  salah  satu  metode  uji  tidak merusak  (Non  Destructive  Test)  pada  suatu  material  dimana  permukaanya tidak  berpori.  Dye Penetrant Test  ini  dapat  digunakan  untuk  mendeteksi kerusakan  atau  diskontinuitas  yang  terbuka  pada  permukaan.  Penggunaan uji penetran sangat luas, selain untuk memeriksa sambungan las dan surface pada  benda  kerja,  metode  uji  penetrant  ini  juga  bisa  untuk  mendeteksi kerusakan  retakan (surface crack) yang  terjadi  pada  komponen  mesin  seperti  crank  shaft, roda gigi, dll; serta komponen pabrik seperti : roll, konstruksi penting, dll.

Cara Dye Penetrant Test

Secara umum Dye Penetrant Test  untuk  bahan  logam  dan  nonlogam  terdiri  dari  tahapan-tahapan berikut:

  1. Pembersihan dan pengeringan benda atau lokasi yang diperiksa.
  2. Aplikasi  penetrant. Dibiarkan  beberapa lama agar menyusup ke dalam diskontinuitas.
  3. Pembersihan penetrant sisa dipermukaan.
  4. Aplikasi developer.
  5. Evaluasi indikasi,diterima atau ditolak.
  6. Pembersihan benda atau lokasi setelah selesai diuji.

Semua kotoran  yang  menghalangi  penetrant  untuk  memasuki  diskontinuitas harus  dibersihkan.  Jenis  kotoran  yang  harus  dibersihkan  meliputi  debu,  gemuk, karat, kerak, asam, bahkan air. Solvent yang digunakan untuk  pembersih harus mudah  menguap  sehingga  cepat  keluar dari dalam  dikontinuitas  dan  tidak mengencerkan penetrant. Pembersihan permukaan secara mekanis seperti memakai  sikat  baja,  abrasive  blasting,  kertas  gosok,  dan  alat  sekrap  umumnya tidak direkomendasikan, namun ada kalanya cara-cara tersebut harus digunakan.

Bahan Dye Penetrant Test

Material dye penetrant test yang digunakan dalam NDT Dye Penetrant Test berupa cairan yang disemprotkan pada permukaan material yang akan diperiksa. Cairan penetrant yang dipakai di dalam NDT Dye Penetrant Test dapat dikagorikan berdasarkan jenis zat pewarna yang ditambahkan yaitu sebagai berikut:

1) Visible Dye Penetrants

Visible dye penetrants mengandung zat pewarna merah. Dye Penetran diberikan zat pewarna (biasanya merah) dengan tujuan agar setiap retakan atau pori yang dimasuki oleh dye penetrant tampak mata.

2) Flurescent Penetrants

Fluorescent  penetrants  mengandung  zat  pewarna  fluorescent  (hijau-kuning). Dye Penetran diberikan zat pewarna fluorescent dengan tujuan agar setiap retakan atau pori yang dimasuki oleh dye penetrant tampak mata dengan cara disinari cahaya (misalnya ultraviolet).

3) Dual Sensitivity Penetrants

Dual sensitivity  penetrants,  mengandung  kombinasi  kedua  zat  pewarna, visible dan fluorescent. Tujuannya adalah sama agar setiap retakan atau pori yang dimasuki oleh dye penetrant tampak mata.

 

Semua  kotoran  yang  menghalang  penetrant  untuk  memasuki  discontinuitas harus  dibersihkan.  Jenis  kotoran yang  harus  dibersihkan meliputi  debu, gemuk,  karat, kerak,  asam,  bahkan air. Solvent yang  digunakan untuk pembersih harus mudah menguap sehingga cepat keluar dari dalam discontinuitas dan tidak mengencerkan penetrant. 

Bahan Penetrant selanjutnya dikelompokkan berdasarkan proses pembersihan sisa penetrant dari permukaan spesimenya itu sebagai berikut:

  1. Water-washable penetrants,mengandung zat pengemulsi atau dapat dibilas dengan air.
  2. Post-emulsifiable  penetrants,  memerlukan  pengemulsi  terpisah  untuk menjadikan penetrant dapat dibilas dengan air.
  3. Solvent  removable  penerants,  harus  dibersihkan  dengan  solvent  khusus jika menggunakan penetrant visible dalam kaleng bertekanan.

 


Baca Juga :

  1. Mengenal tentang Fuse dalam Kelistrikan
  2. Mengenal tentang Manajemen Produksi
  3.  

Baca Juga

PT. Krakatau Jasa Industri dalam memberikan layanan Rental Mobil...

Squeegee atau squilgee atau wiper glass adalah alat dengan bilah...

Seragam Satpam Pakaian Dinas Lapangan Khusus (PDL SUS) adalah...

Di perusahaan atau industri bencana kebakaran dapat terjadi kapan...